CARA JITU MENGHAFAL AL-QUR’AN UNTUK ANAK [EDISI SATU]
SARAN
: Lebih baik, membaca dari awal, agar cepat menangkapnya! (Edisi terbit setiap Jum’at)
Kata
Pengantar
Segala puji pagi Allah.
Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta para
sahabat dan keluarga.
Ayah dan Bunda,
Pernahkah
kita membayangkan Hari di Padang Masyar?, dimana saat itu kita dipanggil di
hari Kiamat dihadapan seluruh manusia dari umat nabi Adam sampai kepada manusia
terakhir yang hidup di dunia. Nama kita disebut dengan penghormatan dan kemuliaan.
Kita dipakaikan pakaian dan mahkota kehormatan yang terang benderang, cahayanya
mengalahkan cahaya matahari.
Kita
terkejut dan heran mendapatkan karunia yang luar biasa ini. Apa gerangan amal
ibadah yang telah kita lakukan, sampai bisa mendapatkan penghargaan yang hebat
dan prestisius ini?
Ternyata
kita mendapatkan prestasi itu disebabkan oleh prestasi kita mengantar anak-anak
kita menjadi PENGHAFAL AL-QUR’AN. (Sumber dari Hadits Riwayat . Ahmad, Abu
Dawud, Baihaqi dan Al-Hakim).
Ayah dan Bunda,
Mendidik dengan Al-qur’an adalah sebuah pekerjaan mulia,
maka marilah kita lakukan dengan sepenuh hati dan bersama-sama. Inilah sekilas
goresan pena yang bisa saya persembahkan kepada ayah dan bunda sekalian pada
saat ini.
Semoga ada Manfaatnya.
(Umarul faruq Abubakar,
Lc.)
[Pelajaran
Pertama] Otak Anak Kita Ajaib
Ayah dan Bunda,
Allah telah memberikan kepada lebah dan membuatnya
melakukan hal yang luar biasa. Sama seperti kita, lebah juga memiliki otak
untuk mengolah informasi yang masuk.
Bila dengan jumlah sel otak lebah yang terdiri dari satu
juta sel otak, yang membuat lebah bisa melakukan hal yang luar biasa, maka
bandingkanlah dengan kemampuan yang dimiliki oleh manusia.
Pakar otak, Tony Buzan dalam bukunya, mengatakan bahwa
pada saat lahir, otak bayi sudah memiliki satu triliyun sel otak atau neuron. Untuk
membayangkannya coba kita bandingkan dengan penduduk bumi yang jumlahnya hanya
tujuh miliyar. Oleh karena itu, dikepala bayi kita yang baru lahir terdapat sel
otak sebanya 177 kali lipat jumlah manusia pada saat ini di planet kita. Jumlah
seluruh sel itu akan menyamai jarak perjalanan bumi – bulan.
Ketika kita berhadapan dengan anak-anak kita,
sesungguhnya kita sedang berhadapan dengan ilmuwan besar, seorang jenius alami,
dengan pemikiran dan kemampuan luar biasa. Kreativitas yang mereka miliki
kadang-kadang melampaui pikiran, sehingga kita tidak mampu menangani
kreativitas-kreativitas tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu,
kreativitasnya menurun. Bisa jadi, karena sebagai orang tua, kita tidak mampu
mengelola kecerdasannya yang istimewa itu dengan baik.
[Pelajaran
Kedua] Kemana kita akan membawa anak-anak kita?
Anak-anak terlahir dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Mereka
penuh dengan apa yang akan kita lakukan kepada otak, hati, fisik mereka. Bila kita
didik mereka dengan baik, kita berharap kelak dihari kemudian nanti kita akan
bisa melahirkan manusia terbaik untuk umat manusia. Sebaliknya, bila kita
sia-siakan pendidikan mereka, sejatinya kita tengah merancang masa depan yang
buruk bagi mereka. Kita sedang merancang sebuah kejahatan besar.
Syair dari Abul Atahiyah
:
Seorang anak tumbuh dewasa diantara kita
Sesuai dengan apa yang dibiasakan oleh bapaknya
Seorang pemuda tidaklah beragama begitu saja
Kerabatnyalah yang membiasakannya beragama.
Rumah memiliki pengaruh yang kuat
dalam pembentukan kejiwaan anak. Dan apabila rumah memiliki semua pengaruh ini
kepada anak, maka wajib hukumnya mewujudkan tujuan sebenarnya, yaitu si anak
harus diliputi segala sesuatu yang dapat menumbuhkan roh keagamaan dan kebaikan
dalam dirinya
Tunggu Edisi kedua
Minggu depan, Insya ALLAH.. Sampai ke cara Metode Menghafal Qur’an.
Sumber :
Abubakar,Umarulfaruq.2016.Jurus
Dahsyat Mudah Hafal Qur’an.Ziyadbooks :Surakarta.
Buzan, Tony. Brain
Child; How Smart Parents Make Smart Kids.
Komentar
Posting Komentar